“Pa’ Tani itoelah penolong negeri apabila keperloean menghendakinja dan di waktoe orang pentjari-tjari pertolongan. Pa’ Tani itoe ialah pembantoe negeri jang boleh dipertjaja oentoek mengerdjakan sekalian keperloean negeri, jaitoe diwaktunja orang berbalik poenggoeng (ta’ soedi menolong) pada negeri; dan Pa’ Tani itoe djoega mendjadi sendi tempat negeri didasarkan.”

Demikian Hadhratusyekh KH Hasyim Asy’ari dalam sebuah tulisan beliau pada 15 Januari 1944 M Keoetamaan Bertjotjok Tanam dan Bertani yang dimuat majalah Soeara Moeslimin Indonesia. Dalam tulisan tersebut, Mbah Hasyim menyoroti pentingnya peran serta posisi petani dalam menjaga kelangsungan hidup sebuah bangsa. Bahkan, beliau dengan tegas menyatakan keyakinannya bahwa petani merupakan salah satu benteng pertahanan terakhir dari negara.

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), baru-baru ini memaparkan pandangannya mengenai sejumlah tantangan, termasuk krisis energi, pangan, ekonomi, serta perubahan yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan situasi geopolitik yang berkembang. Bagi beliau, tantangan-tantangan tersebut perlu diubah menjadi peluang bagi Indonesia melalui inovasi besar.

Pada acara Sidang Terbuka Dies Natalis ke-60 Institut Pertanian Bogor (IPB), Presiden Jokowi berbicara mengenai cara Indonesia dapat mengatasi tantangan tersebut, khususnya krisis pangan yang sedang berkecamuk. Pertumbuhan populasi yang terus meningkat, dampak perubahan iklim seperti fenomena super El Nino yang membawa panjangnya masa kemarau, dan situasi geopolitik yang kompleks seperti konflik antara Rusia dan Ukraina, manajemen krisis pangan menjadi semakin penting.

Pengembangan inovasi yang dapat membantu mengatasi krisis pangan perlu dilakukan. Presiden Jokowi meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi lumbung pangan dunia jika mampu mengelola tantangan ini dengan cerdas.

Baca juga : Ragam Maulid Nabi, Bukti Akulturasi

Pendekatan inovatif dalam menghadapi krisis pangan juga ditekankan oleh seorang pakar dari Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, Prof Noer Azam Achsani. Pada sebuah seminar dengan tema “Volatilitas Harga Kedelai dan Solusinya,” Prof Achsani merujuk pada pelajaran yang dapat diambil dari kisah Nabi Yusuf dalam Al Quran.

Prof Achsani mengungkapkan bahwa Nabi Yusuf memberikan tiga solusi untuk mengatasi krisis pangan.

  • Pertama, adalah usaha bercocok tanam dengan sungguh-sungguh, dengan memperhatikan aspek benih, pupuk, teknologi, serta tantangan alam.
  • Kedua, adalah perlunya penyimpanan dan pengawetan makanan dalam jangka menengah.
  • Ketiga, adalah pengendalian konsumsi dan pengaturan pola makan dalam jangka pendek.

Prof Achsani menyebut Nabi Yusuf sebagai “The Best Economist Ever” karena ajarannya yang bijaksana dalam manajemen pangan dan ekonomi. Beliau menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan yang sesungguhnya, bukan sekadar keinginan, serta menjalankan manajemen stok yang efektif.

Melalui pemikiran Presiden Jokowi dan pembelajaran dari kisah Nabi Yusuf ini, Indonesia memiliki landasan kuat untuk menghadapi krisis pangan dengan inovasi, manajemen yang cerdik, dan semangat untuk berubah menjadi lumbung pangan dunia.

Sumber: NU Online dan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia

Doa Minum Air Zam-zam, Dibaca Agar Mendapat Berkah

Sumber gambar: Detik.com

Air adalah kebutuhan yang sangat penting dalam menjalankan berbagai fungsi fisiologis dalam tubuh manusia. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan selama sebulan, tapi mereka dapat bertahan hidup tanpa air hanya selama tujuh hari. Bumi memiliki ketersediaan air yang sangat besar, tetapi air minum segar langka. Hanya 2,8% dari total air di bumi adalah air tawar; sisanya adalah air asin yang sulit digunakan. Meskipun sumber air dunia terbatas, ada sumber air bernama Zamzam yang menyediakan air bagi miliaran orang.

Air Zamzam telah menjadi bagian integral dari sejarah, budaya, dan spiritualitas Islam sejak zaman Nabi Ibrahim as dan putranya, Nabi Ismail as. Mengalir di dalam Masjidil Haram, di kota suci Makkah, Saudi Arabia, air ini memiliki makna yang mendalam bagi jutaan orang Muslim di seluruh dunia. Air Zamzam bukan hanya sekadar air minum biasa, namun dianggap sebagai karunia yang istimewa dan barokah.

Asal-usul air Zamzam terkait dengan kisah yang menginspirasi. Semua dimulai ketika Nabi Ibrahim menerima mandat dari Allah swt untuk mengasingkan istrinya, Hajar dan sang bayi, Nabi Ismail. Berbekal tekad yang kuat, ketiganya bertolak dari Palestina menuju Ka’bah, menembus pada pasir dan teriknya matahari yang begitu menyengat.

Dalam keputusasaan dan kehausan, Hajar melarikan diri ke Bukit Marwah dengan harapan menemukan bantuan. Namun, dia tidak menemukan apa pun di sana, meskipun dia mencoba sebanyak tujuh kali. Kisah ini kelak menjadi salah satu rukun haji yang disebut Sa’i. Singkat cerita, Hajar mendengar suara gemercik air. Awalnya, dia mengira itu hanya ilusi, tapi kemudian dia melihat sumber suara dan melihat malaikat yang menggunakan sayapnya mengorek tanah di sebelah Ismail, dan air pun muncul. Hajar pun menghampiri sumber air itu dengan gembira dan mengumpulkannya, “Zammî Zammî! (berkumpullah-berkumpullah!),”. Sejak saat itu sumber air tersebut dinamakan Zamzam. (Ibnu Katsir, Qashashul Ambiyâ’, 2018: 109-110)

Air zamzam memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang tidak dimiliki air-air lainnya. Saking istimewanya, malaikat Jibril bahkan menggunakan air zamzam untuk membersihkan dada Nabi Muhammad. Menurut buku Air Zamzam Mukjizat yang Masih Terjaga karya Said Bakdasy (2015), malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad dan membersihkannya dengan air zamzam sebanyak empat kali.

Pertama, ketika Nabi Muhammad berusia empat tahun dan tinggal bersama ibu susunya, Sayyidah Halimah as-Sa’diyah di kampung Bani Sa’d

Kedua, pada usia 10 tahun, menjelang masa taklif (mukallaf). Malaikat Jibril membersihkan hati Nabi Muhammad dengan air zamzam agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bisa membuat seorang pemuda cacat.

Ketiga, saat Jibril as. membawa wahyu pengangkatan Nabi atau saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun, Hikmah dari pembelahan dada ini adalah agar Nabi Muhammad dapat menerima wahyu dengan hati yang kuat, suci, dan diridhai.

Keempat, pada peristiwa Isra Mi’raj, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, malaikat Jibril as. kembali membelah dada Nabi Muhammad dan membersihkan hatinya sebelum perjalanan Mi’raj.

Baca Juga: Haji Mabrur: Kenali Makna dan Ciri-Cirinya

Air Zamzam memiliki keistimewaan yang membedakannya dari air biasa. Hasil review kajian Khalid et al. (2014) yang berjudul Mineral Composition and Health Functionality of Zamzam Water: A Review menunjukkan bahwa dibandingkan 2 sumur terdekat dengan sumur zamzam yaitu sumur Dawoodiyah dan Musfalah, sumur zamzam memiliki Total Padatan Terlarut yang lebih rendah. Artinya, air zamzam memiliki air yang lebih jernih.

Analisis kimiawi juga menunjukkan bahwa air zamzam memiliki kandungan mineral yang unik dan jumlah yang luar biasa. Hasil penelitian menunjukkan adanya 34 unsur dalam air Zamzam, dengan konsentrasi kalsium, magnesium , natrium, dan klorida yang lebih tinggi dibandingkan dengan air alami. Jumlah unsur-unsur seperti antimon (Sb), berilium (Be), bismut (Bi), bromin (Br), kobalt (Co), yodium (I), dan molibdenum (Mo) hanya berada di bawah 0,01 ppm. Kromium (Cr), mangan (Mn), dan titanium (Ti) hanya terdeteksi dalam jumlah yang sangat sedikit. Penting untuk dicatat bahwa jumlah empat unsur beracun – arsenik (As), kadmium (Cd), timbal (Pb), dan selenium (Se) – dalam air Zamzam jauh di bawah batas bahaya untuk dikonsumsi manusia. Selain itu, air Zamzam juga memiliki konduktivitas listrik yang lebih tinggi daripada air kemasan.

Kajian ilmiah yang dilakukan oleh El-Maliky et al. (2021) dalam jurnal Biomedicine & Pharmacotherapy juga menunjukkan bahwa Air Zamzam memberikan dampak anti-diabetes dan renoprotektif pada tikus Diabetes Nefropati (DN). Hal ini ditunjukkan dengan kadar glukosa darah yang normal, MAP, HR, tes fungsi ginjal (urea, kreatinin, albumin), histopatologi, dan imunohistokimia caspase 3. Efek renoprotektif air Zamzam mungkin disebabkan oleh aktivitas hipoglikemik, pelepasan insulin, antioksidan, antiinflamasi, dan anti-apoptosis. Oleh karena itu, air Zamzam dapat menjadi bagian dari regimen nutrisi anti-diabetes untuk mencapai efek renoprotektif terhadap DN. Namun, diperlukan lebih banyak uji klinis pada individu sehat dan yang menderita penyakit untuk membuktikan keamanannya.

Namun, jauh sebelum ada penelitian-penelitian itu, Nabi Muhammad saw. sudah menjelaskan keistimewaan dan khasiat air zamzam. Pada sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi Muhammad saw. bersabda: Air yang paling baik di muka bumi adalah air zamzam. Ia dapat menjadi makanan yang mengenyangkan dan obat yang menyembuhkan penyakit.

Bagi umat Muslim, air ini memiliki nilai spiritual yang mendalam. Banyak orang Muslim dari seluruh dunia mengambil air Zamzam sebagai hadiah atau meminumnya saat mereka pergi umrah atau haji. Air ini juga dianggap sebagai salah satu bentuk doa yang diterima oleh Allah dan banyak orang yang mendoakan kebaikan dan kesembuhan saat meminumnya. Ada pula yang meyakini dengan meminum air zamzam maka akan mendapatkan kemudahan dalam menghafal, terutama materi pelajaran atau Al-Qur’an. Maka tidak heran jika umat Islam memiliki keinginan yang tinggi untuk meminum air zamzam. Wallahu ‘alam.

Sumber : NU Online

Kali ini, saya coba ikut memberikan pandangan soal tinta hitam yang beberapa waktu lalu cukup viral di facebook.
Kajian Struktur Anatomi dan Biokimia
Hampir semua anggota ordo Coloidea memiliki kantung tinta (ink sac) dan menghasilkan tinta (ink), kecuali nautoloidea (Lihat Gambar). Sotong dan cumi-cumi itu berbeda (spesies) hewan, namun masuk dalam anggota Coloidea. Jadi, hewan laut yang menghasilkan tinta hitam TIDAK hanya SOTONG (yang umum masyarakat disebut cumi-cumi). PERBEDAAN sotong dan cumi adalah sotong bertubuh pipih dan cumi bertubuh silinder.
Dimana letak kantung tinta hitamnya?
Tinta hitam (black ink) pada cumi/sotong secara anatomi itu memiliki kantung tinta (ink sac) yang khusus dan berbeda dengan sistem pencernaan (lambung-usus). Namun, tinta itu saat dikelurkan melewati lubang anus. Poinnya adalah TEMPAT dibuat dan disimpannya BERBEDA, NAMUN lubang keluarnya SAMA, yaitu ANUS.
Letak kantung tinta tersebut berada di DALAM TUBUH cumi/sotong, membentuk sebuah struktur berongga berisi cairan yang berada di dalam tubuh (divertikulum), yaitu lebih tepatnya di belakang usus. Tinta tersebut sewaktu-waktu dapat dikeluarkan BILA cumi/sotong mendapatkan ancaman dari pemakannya (predatornya).
Apa isi tinta hitam itu?
Tinta tersebut sebagian besar adalah melanin. Melanin ada sebagian besar organisme mulai hewan, tumbuhan, jamur, dan bakteri, yang memiliki fungsi berbeda-beda. Pada manusia, melanin merupakan pigmen yang secara alami memberi warna pada bola mata, rambut, dan kulit manusia.
Apa fungsi tinta hitam?
Tinta hitam ini digunakan oleh cumi/sotong untuk pertahanan diri dari predator (anti-predator defense), baik secara langsung dengan mengelabuhi secara visual atau tidak langsung seperti sebagai isyarat untuk memberitahukan ada predator kepada teman-temannya. Melamin ini adalah antikoksidan yang berfungsi fotoprotektif (menjaga dari sinar) di mata, kulit, dan jaringan yang lain. Manfaat tinta ini pada manusia dapat digunakan untuk obat, antibakteri, potensi antikanker, anthipertensi, efek hematopoetic, antiinflamasi, antioksidan, pewarna kosmetik, seni lukis dan sebagainya. Menurut para peneliti, jenis tinta yg dikeluarkan ini memiliki 6 tipe.
Sumber Tulisan ini Bisa dicek di paper: “Chepalopod Ink: Production, Chemistry, Function, and Application“. Marine Drugs 2014
Kajian Fiqih Tinta Hitam
Masalah tinta hitam ini ulama berbeda pendapat. Syaikh Thaifur Ali Wafa dalam kitab “Bulghah At-Tullab” (Hal 106) berpendapat bahwa bila cairan tinta tersebut keluar dari dalam maka dihukumi najis seperti muntahan, namun bila tidak dari dalam maka dihukumi suci seperti air liur. Beliau kemudian mengutip pendapat dari gurunya bahwa tinta hitam tersebut tidak dapat disamakan dengan muntahan karena tinta tersebut diciptakan oleh Allah secara khusus untuk hewan tersebut.
Namun, Al-Habib ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar al-Masyhur berpendapat lain. Beliau mengatakan Bughyah al-Mustarsyidin, hal. 15 bahwa tinta hitam tersebut adalah najis sehingga tidak dapat dikonsumsi. Beliu berpijak pada kaidah umum dimana setiap sesuatu yang berada di dalam tubuh yang bukan bagian organ tubuh tersebut, maka dihukumi najis. Karena cairan tersebut adalah darah dan serupa (dengan darah).
Pendapat saya, tinta ini tentu tidak dapat disamakan dengan muntahan karena dari berasal dalam dan tidak dari bagian sistem pencernaan. Tinta ini juga tidak serupa dengan darah, karena komponen darah adalah berbagai macam sel, hormon, protein, lemak dsb. Sedangkan tinta ini sebagian besar adalah melanin.
Namun, jika mengacu pada kaidah umum yg dapat ditemukan dalam kitab-kitab fiqih bahwa setiap sesuatu yg keluar dari dua lubang (anus dan kemaluan) adalah najis, maka pendapat Habib Abdurrahman dapat dibenarkan, karena tinta ini keluar melalui anus, meskipun dari sistem yang berbeda.
Alasan yang dikutip oleh Syekh Thaifir bahwa tinta ini diciptakan khusus oleh Allah untuk hewan ini sangat tepat (tidak ada di hewan-hewan). Artinya beliau mengecualikan dari kaidah umum tersebut untuk kasus tinta cumi/sotong ini.
Akhirnya, saya kembalikan kepada masing-masing pribadi untuk memilih kedua pendapat tersebut. Karena masing-masing memiliki alasan yg benar secara hukum dan ilmiah. Selain itu, saya tidak dalam kapasitas mentarjih kedua qoul ulama-ulama yang sahleh tersebu. Allahu yarhamuhuma. Al-fatihah.
(Mahasiswa Pascasarjana IPB dan Mudir Ma’had Jawi)

Saya akan mengulas buku dari Pak Haidar Bagir dan Gus Ulil Abshar-Abdalla yang berjudul -Sains “Religius”, Agama “Saintifik”-. Sesuai dengan judul dari buku di atas, beliau berdua sejatinya ingin menunjukkan bahwa di dalam agama itu mengandung unsur-unsur dari metode saintifik dan di dalam sains itu juga banyak (atau ada) yang dilhami oleh agama atau kitab suci, yang sebentar lagi akan saya ulas.

Sebelum melanjutkan membaca resensi ini alangkah baiknya, Anda mengosongkan hati sementara untuk menerima penjelasannya point by point supaya tidak ter-hijab oleh diri Anda sendiri (berupa perasaan paling benar dan paling tahu). Baik, jika sudah, mari kita simak secara seksama (sambil sruput kopi juga boleh)

Science (ind: sains) memiliki cara pandang dengan cara mengambil jarak dengan objek (alam semesta) yang diobservasi untuk menilai secara objektif melalui seperangkat metode yang dibangun secara sistematis atau yang lebih dikenal dengan “scientific method“.

Rasionalisme dan empirisme menjadi pondasi pengembangan metode-metode sains. Sains selama ini telah banyak mengungkap hukum-hukum alam, yang pada gilirannya menjadi pondasi kemajuan teknologi yang dapat kita rasakan saat ini. Capaian sains inilah yang patut kita apreasisasi. Namun sangat disayangkan, munculnya ekstrimisme sains (atau Quthbisme sains dalam bahasa Gus Ulil) yang berpandangan bahwa sains-lah satu-satunya metode yang sangat objektif, sehingga pada titik yang paling radikal membodohkan para pengikut agama. Diantara yang berpandangan seperti ini adalah Richard Dawkins yang menulis buku “Outgrowing God“. Dawkins menganggap bahwa orang beragama seperti anak kecil yang gagal tumbuh yang pada akhirnya meniadakan Tuhan dan mempromosika atheisme.

Dalam realitainya (entah diakui atau tidak), penemuan-penemuan sains juga diilhami dari kitab suci (Al-Quran) dan mimpi. Saya cuplikkan beberapa contoh: (1) Dmitri Mendeleev mendapatkan ilham tabel periodik unsur kimia dari mimpi, (2) Srinivasa Ramanujan mendapatkan ratusan gagasan matematis dari dewi-dewi saat tidur, (3) Prof Abdus Salam menyumbang penyusunan teori penyatuan gaya elektromagnetik dan nuklis lemah yang terinspirasi dari Al-Quran.

Melanjutkan soal ekstrimisme sains, mereka (para ekstrimis sains) menganggap bahwa proses pencarian pengetahuan selain emprisime dan rasionalisme seperti intuisi dan imajinasi tidak dapat diverifikasi layaknya metode saintifik yang koheren dan dapat direplikasi. Anggapan yang demikian tentu tidak benar, bahwa tokoh-tokoh islam seperti Al-Ghazali, Ibn Arabi (aliran irfan), Suhrawardi (aliran iluminisme), Mulla Shadra (aliran filsafat transenden), beliau mengungkapkan hasil pengalaman mistisnya secara diskursif melalui bahasa proporsional logis. Sehingga, sistem-sitem filsafat tersebut memungkinkan dalam memenuhi syarat ilmiah dalam hal context of justification (pembenaran).

Selain soal ekstrimisme sains, di kalangan umat islam banyak dibentur-benturkan antara sains dan agama, dengan berbagai alasan yang akhirnya timbullah sikap anti-sains. Apakah demikian sikap islam terhadap sains? Mari kita lacak dari sisi historis. Sejak Zaman Nabi SAW, sains kedokteran (prophet healing atau thibb al-nabawi) telah berkembang, hingga pada puncaknya pada abad kemajuan islam, banyak saintis muslim yang membidani cabang ilmu-ilmu sains modern. Saya cuplikkan beberapa saintis muslim diantaranya: (1) Jabir Ibnu Hayyan (Geber, ahli kimia), (2) Abu Bakar Al-Razi (Rhazes, ahli kedokteran), (3) Ibnu Haitsam (AlHazen, ahli optik), (4) al-Farabi (ahli sosiologi), (5) Ibnu Khaldun (ahli sejarah), (5) Ibnu Sina (Avicenna, ahli kedokteran), (6) Al-Khawarizmi (Al Gebra, perintis aljabar).

Sebetulnya, hubungan sains dan agama (islam) adalah baik-baik saja, islam tidak-lah anti-sains. Jadi, hakikatnya sains dan agama ini sengaja dibentur-beturkan. Ada banyak model hubungan sains dan agama menurut ilmuwan diantaranya konflik, independensi, dialog, dan integrasi. Menengok capaian negara-negara muslim di bidang sains cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, saintis di dunia arab (17 diantaranya negara-negara anggota OKI) menghasilkan terbitan saintifik sebanyak 13.444 paper pada tahun 2005, yang jumlah ini 2.000 lebih sedikit hasil publikasi Universitas Harvard saja (15.455). Itu dari sisi kuantitas. Dari segi kualitas, hanya 2 negara muslim (Turki dan Iran) dari 45 negara peringkat teratas berdasarkan Relative Citation Index (RCI).

Kemunduran negara-negara muslim di bidang sains ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: (1) sebagian besar negara-negara muslim relatif miskin, sehingga memprioritaskan program jangka pendek, ketimbang perkembangan sains, (2) ada yang termasuk negara kaya, namun lebih suka konsumsi dari pada produksi, (3) kurangnya kebebasan di negara muslim akibat sistem politik otoritarian, (4) ketidakstabilan politik di negara muslim, dan (5) rendahnya kualitas pendidikan masyatakat di negara muslim tersebut. Sebagai langkah maju, Naeem Khan (Asisten Sekjen OKI) memaparkan program-program bagi negara anggota OKI untuk melipatduakan anggaran riset dan publikasi saintifik dan pembagunan infrastruktur teknologi tinggi seperti IISA (inter-islamic Space Agency), dan tecnology parks.

Untuk mengakhiri resensi ini, saya kutipkan quote dari Gus Ulil yang sangat menarik dan patut kita renungkan, berikut:

– “Iman bukan lawan dari pengetahuan. Karena itu, jangan pertentangkan agama dan sains”.-

Penjelasan selengkapnya, bisa Anda baca di buku Sains “Religius” Agama “Saintifik”. Buku dapat dibeli melalui tautan ini: https://mizanpublishing.com/…/sains-religius-agama…

Baca juga: Islam Memandang Animal Welfare

 (Mahasiswa Doktor IPB University & Mudir Ma’had Jawi)
Minum teh setelah makan sudah menjadi kebiasaan kita sehari-hari. Bahkan, tidak lengkap rasanya bila makan tanpa teh. Namun, apakah kalian tahu bahwa teh mengandung senyawa tertentu yang dapat mengganggu kerja usus ?
Sejarah Teh dan Macam-macamnya
Teh dengan nama ilmiah Camellia sinensis berasal dari Tiongkok. Kemudian, teh sampai ke indoneisa diibawa oleh Andreas Cleyer pada tahun 1664 dan ditanaman dalam skala besar di kebun Percobaan Cisurupan, Jawa Barat. Teh berdasarkan tingkat oksidasinya dikelompokkan menjadi empat yaitu, teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. (1) Teh putih dibuat dari pucuk daun yang tidak teroksidasi. (2) Teh hijau dibuat dari pucuk daun yang mengalami proses oksidasi secara minimal dan dihentikan dengan proses pemanasan.
(3) Teh olong yaitu daun teh yang dibuat dengan cara mengoksidasi dengan kadar oksidasi antara teh hijau dan teh hitam. (4) Teh hitam adalah daun teh yang dioksidasi secara penuh (hampir 100%) sekitar dua minggu hingga satu bulan.
Setelah mengetahui berbagai jenis teh, selanjutnya kita bahas pengaruh teh terhadap aktivitas enzim di dalam pencernaan. Enzim pencernaan berfungsi untuk membantu proses pencernaan dalam tubuh. Untuk memahaminya, kita perlu paham tentang proses pencernaan terlebih dahulu. Selanjutnya, kita bahas pengaruh teh terhadap proses pencernaan baik pada pada kondisi sehat atau pada penyakit, khususnya diabetes.
Proses Pencernaan Karbohidrat
Makanan yang kita konsumsi seperti nasi mengandung karbohidrat kompleks. Karbohidrat di dalam mulut akan dipecah oleh enzim alfa-amilase menjadi disakarida atau oligosakarida. Setelah itu, keduanya akan ditelan dan melewati kerongkongan, lambung, dan usus. Di usus halus (intestinum), disakarida atau oligosakarida selanjutnya akan dipecah oleh enzim alfa-glukosidase menjadi monosakarida yaitu glukosa.
Glukosa akan diserap (absorbsi) oleh usus halus dan kemudian masuk ke pembuluh darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Dari penjelasan singkat ini, ada dua enzim kunci dalam pencernaan karbohidrat yaitu enzim alfa-amilase dan alfa-glukosidase. Tanpa kedua enzim tersebut, karbohidrat komplek tidak dapat diserap oleh tubuh.
Pengaruh Teh pada Orang Sehat
Berdasarkan hasil penelitian, seluruh jenis esktrak teh dapat menghambat kerja dua enzim kunci tersebut. Berdasarkan penelitian Jungbae Oh dkk (2015), teh mampu menghambat kerja enzim glukosidase dan alfa-amilase yang menganggu proses pencernaan karbohidrat. Daya hambat tertinggi ditunjukkan secara berurutan oleh teh hitam, teh oolong, dan teh hijau.
Menurut hasil penelitian Satoh dkk (2015) dari Hokkaido Pharmaceutical University School of Pharmacy mengungkapkan bahwa ekstrak teh mengandung senyawa phloretin dan phloridzin yang menganggu masuknya glukosa ke dalam usus. Pada orang sehat, konsumsi teh dengan jumlah yg berlebihan dapat menggangu penyerapan glukosa ke usus. Namun, penghambatan masuknya glukosa ke dalam usus ini bermanfaat bagi seseorang yang sedang menjalankan program diet atau penderita diabetes.
Pengaruh Teh pada Penderita Diabetes
Pada orang sehat, meminum teh dapat menggangu penyerapan glukosa, namun justru pada penderita diabetes sangat bermanfaat. Mengapa? Karena penderita diabetes terjadi gangguan penyerapan glukosa oleh tubuh yang menyebabkan kadar glukosa yang tinggi di dalam darah.
Kadar glukosa tinggi ini dapat memperburuk penyakit diabetes yang dapat menstimulasi komplikasi. Oleh karena itu, minum teh sebelum atau bersamaan dengan mengkonsumsi karbohidrat dapat menghambat kerja enzim alfa-glukosidase dan alfa-amilase yang menyebabkan penyerapan glukosa terganggu dan kenaikan kadar glukosa darah dapat dicegah. Oleh karena itu, minum bermanfaat bagi penderita diabetes untuk mencegah naiknya kadar glukosa dalam darah.
(Mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB & Mudir Ma’had Jawi)
Munculnya Isu Animal Welfare
Isu animal welfare (kesejahteraan hewan/kesrawan) mulai diperbincangkan sejak awal abad ke-15 sebagai bentuk kedekatan manusia dengan hewan, kemudian terus bergulir. Di beberapa negara seperti Amerika Utara dan Irlandia, undang-undang yang mengatur perlindungan hewan telah disahkan. Pada tahun 1967, seorang petani asal inggris dan seorang aktivis animal welfare, Peter robert, memprotes dan melawan tindakan kekerasan pada hewan dengan membentuk Compassion in World Farming. Tindakan Peter itu dilatarbelakangi oleh peternakan intensif broiler yang tidak memperhatikan kesejahteraan hewan.
Five of Freedom (FoF) (5 Kebebasan)
Puncaknya pada tahun 2004, Office International des Epizooties (OIE) atau Organisasi Kesehatan Hewan Dunia mengeluarkan standar-standar animal welfare yang mengatur kondisi hewan di bawah pengaturan manusia. FoF yaitu:
1. Freedom from hunger and thirst (bebas dari rasa lapar dan haus)
2. Freedom from thermal and physical discomfort (bebas dari panas dan rasa tidak nyaman)
3. Freedom from injury, disease and pain (bebas dari luka, penyakit dan rasa sakit)
4. Freedom to express most normal pattern of behavior (bebas mengekspresikan perilaku normal dan alamiahnya)
5. Freedom from fear and distress (bebas dari rasa takut dan penderitaan)
Islam Memperlakukan Hewan
Isam muncul pada abad ke-7 yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau diutus untuk memberikan rahmat (kasih sayang) kepada semesta alam seperti dalam surah Al-Anbiya’ ayat 107. Definisi alam yg dimaksud disini adalah selain Allah. Jadi kasih sayang Nabi SAW kepada manusia, jin, hewan, tumbuhan, mikroba, virus, dan makhluk Allah yang lain.
Islam sangat menjunjung tinggi kesejahteraan hewan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama makhluk Allah. Islam memandang hewan dan makhluk hidup lain sebagai hamba Allah yang sama-sama beribadah kepada-Nya. Seperti dalam surah Al-An’am ayat 38:
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.”
Islam memandang hewan secara proporsional, tidak seperti faham animal right yang melarang bentuk pemanfaatan hewan seperti untuk konsumsi, pakaian, objek penelitian, dan pembebanan dalam suatu pekerjaan. Islam melegalkan bentuk pemanfaatan hewan seperti untuk tujuan konsumsi, untuk kendaraan, atau untuk tujuan-tujuan lain. Ini dijelaskan oleh Allah dalam al-quran surat Ghofir Ayat 79-80:
“Allah-lah yang menjadikan hewan ternak untukmu, sebagian untuk kamu kendarai dan sebagian lagi kamu makan (79). Dan bagi kamu (ada lagi) manfaat-manfaat yang lain padanya (hewan ternak itu) dan agar kamu mencapai suatu keperluan (tujuan) yang tersimpan dalam hatimu (dengan mengendarainya). Dan dengan mengendarai binatang-binatang itu, dan di atas kapal mereka diangkut (80).”
Nabi Muhammad SAW menunjukkan sifat kepedulian terhadap kesejahteraan hewan, seperti yang dijelaskan dalam banyak riwayat hadist, dimana beliau mengasihi kucing, burung, anjing, dan hewan-hewan lain.
“Diriwayatkan dari Sa’ad Bin Jubair berkata: suatu ketika aku dihadapan Ibnu Umar, kemudian ada sekelompok orang lewat yang menjadikan sasaran lempar seekor ayam betina. Saat melihat ada Ibnu Umar, mereka berpisah menjauhinya. Ibnu Umar berkata: “Siapa yang melakukan ini ? Sesungguhnya Nabi SAW melaknat orang yang melalukan seperti ini (sasaran lempar) kepada hewan” (HR Bukhari No. 5515).
Pada abad ke-12 , jauh sebelum muncul isu animal welfare di barat, seorang ulama dengan gelar Sulthanul Ulama Syaikh Izzuddin Bin Abdissalam telah merumuskan dan memerinci hak-hak hewan yang harus dipenuhi oleh manusia bila memeliharanya. Hal itu ditulis oleh beliau dalam sebuah kitab Qawaaid Al-Ahkam fi Mashaalih Al-Anam, Juz 1 Halaman 167:
ﺣﻘﻮﻕ البهائم ﻭاﻟﺤﻴﻮاﻥ ﻋﻠﻰ اﻹﻧﺴﺎﻥ، ﻭﺫﻟﻚ ﺃﻥ ﻳﻨﻔﻖ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻧﻔﻘﺔ ﻣﺜﻠﻬﺎ ﻭﻟﻮ ﺯﻣﻨﺖ ﺃﻭ ﻣﺮﺿﺖ ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻬﺎ، ﻭﺃﻻ ﻳﺤﻤﻠﻬﺎ ﻣﺎ ﻻ ﺗﻄﻴﻖ ﻭﻻ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﺎ ﻭﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻳﺆﺫﻳﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﻨﺴﻬﺎ ﺃﻭ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺟﻨﺴﻬﺎ ﺑﻜﺴﺮ ﺃﻭ ﻧﻄﺢ ﺃﻭ ﺟﺮﺡ، ﻭﺃﻥ ﻳﺤﺴﻦ ﺫﺑﺤﻬﺎ ﺇﺫا ﺫﺑﺤﻬﺎ ﻭﻻ ﻳﻤﺰﻕ ﺟﻠﺪﻫﺎ ﻭﻻ ﻳﻜﺴﺮ ﻋﻈﻤﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﺗﺒﺮﺩ ﻭﺗﺰﻭﻝ ﺣﻴﺎﺗﻬﺎ ﻭﺃﻻ ﻳﺬﺑﺢ ﺃﻭﻻﺩﻫﺎ ﺑﻤﺮﺃﻯ ﻣﻨﻬﺎ، ﻭﺃﻥ ﻳﻔﺮﺩﻫﺎ ﻭﻳﺤﺴﻦ ﻣﺒﺎﺭﻛﻬﺎ ﻭﺃﻋﻄﺎﻧﻬﺎ، ﻭﺃﻥ ﻳﺠﻤﻊ ﺑﻴﻦ ﺫﻛﻮﺭﻫﺎ ﻭﺇﻧﺎﺛﻬﺎ ﻓﻲ ﺇﺑﺎﻥ ﺇﺗﻴﺎﻧﻬﺎ، ﻭﺃﻥ ﻻ ﻳﺤﺬﻑ ﺻﻴﺪﻫﺎ ﻭﻻ ﻳﺮﻣﻴﻪ ﺑﻤﺎ ﻳﻜﺴﺮ ﻋﻈﻤﻪ ﺃﻭ ﻳﺮﺩﻳﻪ ﺑﻤﺎ ﻻ ﻳﺤﻠﻞ ﻟﺤﻤﻪ.
Hak-hak hewan ternak atas manusia yaitu: (a) memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari jenis hewan-hewan tersebut, walaupun hewan-hewan tersebut telah menua atau sakit yang tidak dapat diambil manfaatnya; (b) tidak membebani hewan-hewan tersebut melebihi batas kemampuannya; (c) tidak mengumpulkan di antara hewan tersebut atau antara hal-hal yang membuat hewan tersebut terluka, baik dari jenisnya atau selain dari jenisnya dengan mematahkan tulangnya, menusuk, atau melukainya; (d) menyembelihnya dengan baik jika menyembelihnya, tidak menguliti kulitnya dan tidak pula mematahkan tulang hingga hewan tersebut menjadi dingin dan hilang hidupnya, tidak menyembelih anak hewan tersebut di depannya, namun mengisolasinya; (e) membuat nyaman kandang dan tempat minumnya,
(f) menyatukan antara jantan dan betina bila telah datang musim kawin; (g) tidak membuang buruannya, (h) tidak menembak dengan apapaun yang mematahkan tulangnya atau membunuhnya dengan benda-benda yang menyebabkan tidak halal dagingnya.
Korelasi Animal Welfare dan Syariat Islam
Bila kita mencermati isi dalam five of freedom dengan nash-nash dalam alqur’an, hadist, atupun hukum fiqih pada uraian di atas tidak bertentangan. Keduanya sejalan dalam konteks memerlakukan hewan. Oleh karena itu, animal welfare yang dalam hal ini direpresentasikan dengan FoF tidak bertentangan dengan syariat islam dan bahkan sejalan dengan syariat islam.
(Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Kedokteran Hewan IPB & Khadim Ma’had Jawi)