Pada setiap akhir tahun, umat Islam diundang untuk melaksanakan muhasabah, sebuah praktik introspeksi diri yang mendalam dan penting dalam Islam. Muhasabah merupakan momen di mana kita merefleksikan perjalanan spiritual, mengevaluasi perbuatan dan niat kita, serta merenungkan hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Dalam Islam, muhasabah bukan hanya sekadar penilaian atas kesalahan yang dilakukan, tetapi lebih sebagai perenungan dan komitmen untuk terus memperbaiki diri demi mencapai kesempurnaan spiritual.

Sayyid Bilal Ahmad al-Bistani ar-Rifa’i al-Husaini, seorang sufi terkemuka dalam salah satu kitabnya mengatakan, sudah seharusnya umat Islam melakukan intropeksi sepanjang umurnya, maka ia harus berpikir tentang apa yang akan dilakukan pada pagi, siang, sore, hingga malam hari, sebagaimana yang beliau katakan,

فَتَفَكَّرْ فِيْمَا صَنَعْتَ، فَاِنْ وَجَدْتَ طَاعَةً فَاشْكُرْ اللهَ، وَاِنْ وَجَدْتَ مَعْصِيَةً فَوَبِّخْ نَفْسَكَ

Artinya, “(Maka berpikir [merenung]lah atas apa yang kamu kerjakan, apabila engkau menemukan ketaatan (dalam pekerjaan itu), maka bersyukurlah kepada Allah, dan apabila engkau menemukan maksiat (di dalamnya) maka celalah dirimu. (Sayyid Bilal, Farhatun Nufus bi Syarhi Tajil ‘Arus al-Hawi li Tahzibin Nufus, [ Beirut, Darul Kutub ‘Ilmiah, cetakan kedua: 2015 M], halaman 17).

Salah satu aspek penting dari muhasabah adalah penilaian terhadap ketaatan kepada Allah SWT dan ajaran Nabi Muhammad SAW.. Evaluasi ini mencakup terhadap ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan hubungan dengan Al-Qur'an, sudahkah kita rutin membaca nya dan menerapkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari?. Kita juga dievaluasi atas bagaimana kita memperlakukan sesama manusia, mulai dari keluarga terdekat hingga lingkungan sosial yang lebih luas. Muhasabah membantu kita untuk merenungkan apakah sikap dan tindakan kita telah sejalan dengan ajaran Islam dalam berinteraksi dengan sesama makhluk Allah SWT.

Muhasabah di akhir tahun juga melibatkan refleksi terhadap manajemen waktu dan pencapaian tujuan hidup. Kita mengevaluasi sejauh mana waktu yang telah kita manfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Evaluasi ini juga menyoroti sejauh mana tujuan hidup kita sesuai dengan nilai-nilai Islam, serta sejauh mana kita telah berupaya meraihnya. Apakah kita telah memanfaatkan waktu luang kita untuk hal-hal yang bermanfaat?

Selain itu, muhasabah dalam Islam juga menyoroti manajemen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Kita dievaluasi atas bagaimana kita mengelola harta dan apakah telah memenuhi kewajiban zakat. Tak hanya itu, muhasabah juga menekankan pentingnya kesehatan fisik dan mental, serta kesediaan untuk berkontribusi dalam kebaikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Muhasabah di akhir tahun dalam Islam bukan sekadar penilaian sekilas, melainkan perenungan mendalam terhadap diri sendiri. Ini adalah panggilan untuk introspeksi pribadi yang jujur, memperbaiki kesalahan, dan memperbaiki kualitas diri dalam menghadapi tantangan yang akan datang. Dengan muhasabah ini, umat Muslim diingatkan akan pentingnya memperbaiki diri secara kontinu untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sumber NU Online

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *