Adab atau tata krama cukup ramai diperbincangkan dalam beberapa dekade terakhir. Pasalnya, akhlak menjadi suatu hal yang penting dan sebagai benteng dari segala macam dampak teknologi yang merubah tatanan pola pikir masyarakat. Penggunaan teknologi, globalisasi, perubahan gaya hidup, keterbukaan, dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moral menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga adab atau tata krama yang baik dalam berinteraksi.

Adab menurut KBBI memiliki arti kehalusan budi pekerti, kesopanan, dan akhlak. Sementara itu, adab (بدا) secara harfiah memiliki arti budi pekerti, tata karma, atau sopan santun. Arti adab secara keseluruhan berarti segala bentuk sikap, perilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak, serta tata krama.

Baca juga: Sehatkah Makan sambil Minum Teh ? – Ma’had Jawi (mahadjawi.com)

Dalam Al-Quran telah dijelaskan tentang tata cara berperilaku di masyarakat termasuk di dalamnya adab bertamu. Bertamu merupakan salah satu tradisi yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Adab bertamu juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan agar tercipta suasana yang nyaman dan harmonis antara tamu dan tuan rumah.  Tata krama atau adab bertamu diatur dalam QS. An-Nur ayat 27 yang berbunyi:

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ وَتُسَلِّمُوا۟ عَلَىٰٓ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”

Terkait dengan mengucapkan salam pada saaat bertamu, perlu ditelaah lebih lanjut lagi, disesuaikan dengan kondisinya. Apabila sekiranya tuan rumah sedang melakukan kegiatan sesuatu yang belum bisa menjawab salam, makan misalnya, maka sebaiknya tidak salam dulu karena dapat mengganggu tuan rumah yang sedang makan (dapat tersedak).

Gus Baha, dalam salah satu kajiannya menjelaskan bahwa ketika dalam situasi yang demikian, hal yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan tuan rumah.

“Ada ayat حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا۟ لَا تَدْخُلُوا۟ بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ , dari ayat ini ukurannya bukan salam dulu, tapi nyaman. Kamu merasa nyaman dulu,” ungkap beliau.

Selain kenyamanan, hal yang perlu diperhatikan dalam bertamu yaitu tingkat keakraban, jam kosong, dan kebutuhan tuan rumah. Apabila memang belum akrab atau bahkan belum kenal dengan tuan rumah, maka jam bertamu menjadi sangat penting diperhatikan. Jangan sampai bertamu ketika tuan rumah sedang beristirahat sehingga dapat mengganggu tuan rumah.

Sumber: NU Online

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *